Tolak Bayar Iuran Rp 1 M, Syahrul: Kepemimpinan Tak Boleh Dikaitkan dengan Uang!
Makassar - Hingga saat ini bakal calon ketua umum (Caketum) Partai Golkar Syahrul Yasin Limpo belum menyetorkan "mahar" ke Panitia Munaslub sebagai syarat pencalonan dalam Munaslub yang akan digelar 15 Mei mendatang.
Bagi Syahrul, hal tersebut adalah prinsipnya dari awal saat memutuskan maju dalam bursa Caketum Partai Beringin. Syahrul mengaku tidak bermaksud mencari kekuasaan semata di Golkar. Dia hanya ingin menyumbangkan ide-ide kepemimpinannya untuk membesarkan Golkar.
"Kepemimpinan tidak boleh dikaitkan uang, tapi ketulusan dan kemauan untuk membesarkan partai, bukan dengan mempertaruhkan idealisme, yang paling penting Munaslub jadi pencitraan kembali kekuatan kader-kader Golkar," ujar Syahrul saat ditemui detikcom di Kampung Popsa, Makassar, Sabtu (7/5/2016).
Syahrul menambahkan, angka Rp 1 miliar yang menjadi salah satu syarat pencalonan tersebut dianggap kecil bagi kawan-kawannya yang hendak membantu membayarkan iuran Syahrul ke panitia Munaslub sebagai syarat pencalonan.
"Jujur saja, angka Rp 1 Miliar itu kecil, banyak yang telepon, saya diminta fokus pencalonan saja, tidak usah risau dengan iuran, tapi itu saya tolak. Bagi saya uang tidak boleh mengkontaminasi proses Munas," ujar sosok yang juga Gubernur Sulawesi Selatan ini.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pengarah Munaslub Golkar Nurdin Halid menyampaikan hasil verifikasi yang lolos ke tahapan berikutnya yakni: Ade Komaruddin, Airlangga Hartanto, Aziz Syamsuddin, Mahyuddin, Priyo Budi Santoso dan Setya Novanto.
(Baca juga: Dua Caketum Golkar Dianggap Mundur Bila Tak Bayar Iuran Rp 1 Miliar)
Adapun dua nama lainnya, yakni Syahrul dan Indra Bambang Utoyo diberi kesempatan hingga Sabtu (6/5) pukul 12.00 WIB untuk menyetor iuran pada Komite Pemilihan Munaslub. Jika tidak membayar iuran, maka panitia menganggap keduanya mengundurkan diri dari pencalonan.
Bagi Syahrul, hal tersebut adalah prinsipnya dari awal saat memutuskan maju dalam bursa Caketum Partai Beringin. Syahrul mengaku tidak bermaksud mencari kekuasaan semata di Golkar. Dia hanya ingin menyumbangkan ide-ide kepemimpinannya untuk membesarkan Golkar.
"Kepemimpinan tidak boleh dikaitkan uang, tapi ketulusan dan kemauan untuk membesarkan partai, bukan dengan mempertaruhkan idealisme, yang paling penting Munaslub jadi pencitraan kembali kekuatan kader-kader Golkar," ujar Syahrul saat ditemui detikcom di Kampung Popsa, Makassar, Sabtu (7/5/2016).
Syahrul menambahkan, angka Rp 1 miliar yang menjadi salah satu syarat pencalonan tersebut dianggap kecil bagi kawan-kawannya yang hendak membantu membayarkan iuran Syahrul ke panitia Munaslub sebagai syarat pencalonan.
"Jujur saja, angka Rp 1 Miliar itu kecil, banyak yang telepon, saya diminta fokus pencalonan saja, tidak usah risau dengan iuran, tapi itu saya tolak. Bagi saya uang tidak boleh mengkontaminasi proses Munas," ujar sosok yang juga Gubernur Sulawesi Selatan ini.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pengarah Munaslub Golkar Nurdin Halid menyampaikan hasil verifikasi yang lolos ke tahapan berikutnya yakni: Ade Komaruddin, Airlangga Hartanto, Aziz Syamsuddin, Mahyuddin, Priyo Budi Santoso dan Setya Novanto.
(Baca juga: Dua Caketum Golkar Dianggap Mundur Bila Tak Bayar Iuran Rp 1 Miliar)
Adapun dua nama lainnya, yakni Syahrul dan Indra Bambang Utoyo diberi kesempatan hingga Sabtu (6/5) pukul 12.00 WIB untuk menyetor iuran pada Komite Pemilihan Munaslub. Jika tidak membayar iuran, maka panitia menganggap keduanya mengundurkan diri dari pencalonan.
No comments