Penampilan Gabor Kiraly ketika Hongaria mengalahkan Austria sulit diabaikan.
AGENTLT770-Pada suatu masa, membicarakan pertemuan Hongaria dan Austria mendapat
tempat yang sederajat dengan membahas persaingan Argentina dan Brasil
menjadi tim terbaik dunia.
Hongaria dan Austria adalah dua nama yang dihormati di era lama sepakbola dunia. Berangkat dari perdebatan taktik sepakbola yang dibahas kaum borjuis di kedai-kedai kopi di Wina, Austria lebih dahulu membuat Eropa terpesona. Pelatih Hugo Meisl membawa Austria menjadi tim yang disegani pada awal 1930-an. Taktik yang diusungnya adalah formasi 2-3-5, yang mendapat istilah hiperbolik "Danubian Whirl", dan timnya dijuluki Wunderteam. Puncaknya, Austria sukses menggapai final Piala Dunia 1938.
Kemajuan sepakbola Austria saat itu didorong pula oleh sejumlah
pemain Hongaria. Kedua negara ini memiliki pertalian sejarah yang erat
berkat periode imperium Austro-Hongaria yang menjadi sentral kehidupan
Eropa Tengah pada pertengahan abad 19. Begitu luasnya kekuasaan imperium
ini hingga mencapai wilayah Slovenia, Republik Ceko, Slowakia, Kroasia,
hingga Serbia di masa sekarang. Setelah kekalahan di Perang Dunia
Pertama, imperium itu pecah menjadi banyak negara.
Kedua kutub sepakbola dunia lama itu kemudian ditakdirkan bertemu di
Nouveau Stade de Bordeaux, sebuah stadion bergaya urban dengan
artistektur modern, pada lanjutan Euro 2016, Selasa (14/6) tadi malam.
Di tengah nuansa nostalgia itu, Hongaria berhasil menang meyakinkan,
2-0. Kiper veteran mereka, Gabor Kiraly, mencatatkan namanya dalam buku
rekor.
Kiraly mengukir rekor sebagai pemain tertua yang pernah tampil di putaran final Euro. Kiper berusia 40 tahun 74 hari itu mengalahkan rekor sebelumnya yang diukir Lothar Matthaus saat tampil di Euro 2000 dalam usia 39 tahun 91 hari. Kiraly melakukannya dengan fashionable -- dengan celana panjang baggie yang menjadi trade mark sejak dirinya memulai karier.
Kiraly lahir dan besar di Szombathelyi, sebuah kota wilayah barat Hongaria yang dekat dengan perbatasan Austria. Dia menyusul jejak sang ayah untuk menjadi pesepakbola. Bedanya, Kiraly senior berposisi sebagai pemain depan.
Kiraly mengawali karier di klub lokal, Halabas. Sekali waktu, dia
berpesan kepada petugas perlengkapan untuk disiapkan celana panjang
berwarna hitam untuk bertanding. Tapi, yang tersedia justru warna
abu-abu. Celana itu malah dianggap membawa keberuntungan karena Kiraly
membawa timnya melalui delapan pertandingan tak terkalahkan. Sejak itu,
Kiraly tak pernah lepas mengenakan celana panjang abu-abu saat bertugas
di lapangan.
Kiraly mulai mendapat reputasi sebagai penjaga gawang yang cekatan.
Pindah dari Halabas, Kiraly bertualang ke Bundesliga Jerman dan Liga
Primer Inggris. Sejumlah klub diperkuatnya, antara lain Hertha Berlin,
Crystal Palace, TSV 1860 Munich, hingga Fulham. Tidak semua klub itu
menyediakan celana panjang khusus kiper, kecuali TSV 1860 yang bahkan
menjual koleksi celana panjang kiper ala Kiraly di fan shop
klub. Kiraly masih beraksi dengan celana panjangnya untuk Halabas sejak
kembali ke klub awal kariernya itu tahun lalu. Di kota kelahirannya,
Kiraly mendirikan sekolah khusus penjaga gawang yang bekerja sama dengan
Bayer Leverkusen.
"Saya seorang penjaga gawang, bukan top model," papar Kiraly tentang kebiasaannya mengenakan celana panjang. Penting bagi Kiraly untuk mengenakan seragam yang nyaman saat bertanding.
"Saya bermain di permukaan tanah atau rumput yang membeku karena musim dingin. Permukaan itu dapat melukai kaki ketika menjatuhkan diri, jadi celana panjang menjadi pilihan yang logis," tambahnya.
Syarat lain, celana yang dikenakan Kiraly satu ukuran lebih besar. Celana longgar mempermudahnya dalam melakukan gerakan akrobatik. Untuk kian menambah faktor kemujuran, Kiraly mengenakan pula kaus bergambar harimau dan kaus basket berwarna hitam bernomor 13 di balik seragam kipernya.
Celana panjang abu-abu itu tetap dipakai Kiraly ketika mengukir rekor tadi malam. Kemujuran muncul pada menit keempat pertandingan. Tendangan keras David Alaba jauh dari jangkauannya, tapi bola membentur tiang. Kemudian, pada menit ke-35, Kiraly dengan sigap melakukan penyelamatan dari tendangan Zlatko Junuzovic. Bola memantul ke tanah, tapi tangan Kiraly menepisnya dari gawang.
Hongaria mulai percaya diri. Apalagi Adam Szalai mampu membuka
keunggulan di awal babak kedua. Austria tak pernah lagi benar-benar
mengancam gawang Kiraly. Ketika Zoltan Stieber sukses mencetak gol kedua
Hongaria pada menit terakhir waktu normal pertandingan, Kiraly berlari
sejauh 100 meter untuk merayakannya bersama rekan-rekan setim. Setelah
tiga menit tambahan waktu, Kiraly mengakhiri penampilan bersejarah
Hongaria dengan clean sheet.
Hongaria dan Austria adalah dua nama yang dihormati di era lama sepakbola dunia. Berangkat dari perdebatan taktik sepakbola yang dibahas kaum borjuis di kedai-kedai kopi di Wina, Austria lebih dahulu membuat Eropa terpesona. Pelatih Hugo Meisl membawa Austria menjadi tim yang disegani pada awal 1930-an. Taktik yang diusungnya adalah formasi 2-3-5, yang mendapat istilah hiperbolik "Danubian Whirl", dan timnya dijuluki Wunderteam. Puncaknya, Austria sukses menggapai final Piala Dunia 1938.
Hongaria mendapat giliran masuk panggung sepakbola dunia pada 1950-an. Kelahiran Aranycsapat
menjadikan Hongaria tim yang paling disegani berkat taktik ofensif
4-2-4 yang digunakan pelatih Gustav Sebes. Ferenc Puskas menjadi pilar
tim yang ditakuti lawan. Inggris ditekuk 6-3 di Stadion Wembley pada
1953 dan setahun kemudian Magic Magyar tampil gemilang di Piala
Dunia. Di Swiss kala itu, Hongaria dan Austria berpeluang berjumpa di
laga puncak. Tapi, keduanya dikalahkan tim yang kemudian mengambil alih
tongkat kejayaan mereka -- Jerman Barat.
Kiraly mengukir rekor sebagai pemain tertua yang pernah tampil di putaran final Euro. Kiper berusia 40 tahun 74 hari itu mengalahkan rekor sebelumnya yang diukir Lothar Matthaus saat tampil di Euro 2000 dalam usia 39 tahun 91 hari. Kiraly melakukannya dengan fashionable -- dengan celana panjang baggie yang menjadi trade mark sejak dirinya memulai karier.
Kiraly lahir dan besar di Szombathelyi, sebuah kota wilayah barat Hongaria yang dekat dengan perbatasan Austria. Dia menyusul jejak sang ayah untuk menjadi pesepakbola. Bedanya, Kiraly senior berposisi sebagai pemain depan.
"Saya seorang penjaga gawang, bukan top model," papar Kiraly tentang kebiasaannya mengenakan celana panjang. Penting bagi Kiraly untuk mengenakan seragam yang nyaman saat bertanding.
"Saya bermain di permukaan tanah atau rumput yang membeku karena musim dingin. Permukaan itu dapat melukai kaki ketika menjatuhkan diri, jadi celana panjang menjadi pilihan yang logis," tambahnya.
Syarat lain, celana yang dikenakan Kiraly satu ukuran lebih besar. Celana longgar mempermudahnya dalam melakukan gerakan akrobatik. Untuk kian menambah faktor kemujuran, Kiraly mengenakan pula kaus bergambar harimau dan kaus basket berwarna hitam bernomor 13 di balik seragam kipernya.
Celana panjang abu-abu itu tetap dipakai Kiraly ketika mengukir rekor tadi malam. Kemujuran muncul pada menit keempat pertandingan. Tendangan keras David Alaba jauh dari jangkauannya, tapi bola membentur tiang. Kemudian, pada menit ke-35, Kiraly dengan sigap melakukan penyelamatan dari tendangan Zlatko Junuzovic. Bola memantul ke tanah, tapi tangan Kiraly menepisnya dari gawang.
"Saya selalu bilang kepadanya, usia bukan masalah. Saya tak peduli
pemain muda maupun tua, yang penting dia bagus. Gabor pemain bagus, dia
luar biasa. Dia punya kepercayaan diri yang tinggi dan berkharisma,"
puji pelatih Bernd Storck sebelum turnamen dan pujian senada diulangi
lagi usai kemenangan atas Austria.
Berkharisma? Kata sifat "eksentrik" barangkali lebih tepat. Seorang
kiper dengan celana panjang longgar seperti selayaknya seorang paman
jenaka dengan jalan pikiran yang sederhana.
Jauh sebelum pertandingan, Kiraly tak terlalu mempedulikan peluang
mencetak rekor sebagai pemain tertua sepanjang sejarah Euro. Kiraly sama
tak acuhnya ketika Hongaria tengah berjuang di babak play-off
kualifikasi Euro untuk meraih kesempatan pertama tampil di sebuah
turnamen besar sejak 1986. Baginya, hanya ada hari ini dan esok.
"Apa bedanya? Saya tetap akan terbangun esok hari dan mengantar anak
saya sekolah. Esok hari adalah permulaan yang baru," tukasnya kala itu.
Dengan hadir mengikuti Euro di Prancis, Kiraly mengorbankan salah
satu kebiasaannya setiap tahun, yaitu liburan musim panas. Dalam sebuah
wawancara, Kiraly mengaku tak pernah menonton Piala Dunia maupun Euro
sekali pun!
"Saya sudah letih semusim penuh bertanding sepakbola. Ketika musim
panas tiba, tentu saja saya pergi berlibur," jawabnya. Tidak pula di
saat senggang, tambah Kiraly. Usai berlatih atau di akhir pekan tanpa
pertandingan, Kiraly lebih suka menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Ada lagi sifat eksentrik lain yang bisa membuat pelatih mana pun
terkena serangan jantung. Konon, saat berlatih Kiraly gemar memantulkan
bola dengan sengaja ke arah mistar gawang sendiri untuk memberi operan
ke rekan setimnya. Untung lah Kiraly tak pernah tergoda melakukannya
saat pertandingan.
Di luar semua sifat eksentrik itu, Kiraly masih terus mendapat
kepercayaan. Di timnas Hongaria, Kiraly masih mampu mengatasi persaingan
dengan deretan kiper yang lebih muda, seperti Adam Bogdan, Peter
Gulacsi, dan Denes Dibusz. Situs resmi UEFA menjulukinya "Manusia
Piyama", tetapi itu bukan untuk diremehkan.
"Dapat mengoper bola dengan kaki menjadi faktor penting bagi seorang
kiper dewasa ini. Tapi, yang lebih penting adalah komunikasi. Saya
selalu berkomunikasi dan mengatur para pemain belakang," ujarnya
membeberkan kiat dalam berkarier.
Kini, dunia mengenal si Manusia Piyama sebagai pencetak rekor. Secara
harfiah, "Kiraly" berarti raja. Pada suatu ketika di masa depan kelak,
fans sepakbola akan menceritakan dongeng tentang seorang raja bercelana
longgar dari kota perbatasan yang pernah menyita perhatian dunia.
No comments