Sidebar Ads

betting togel online
recent

Titulo

AGENTLT770-Gabor Kiraly, Dongeng Raja Bercelana Longgar

Penampilan Gabor Kiraly ketika Hongaria mengalahkan Austria sulit diabaikan. 



AGENTLT770-Pada suatu masa, membicarakan pertemuan Hongaria dan Austria mendapat tempat yang sederajat dengan membahas persaingan Argentina dan Brasil menjadi tim terbaik dunia.

Hongaria dan Austria adalah dua nama yang dihormati di era lama sepakbola dunia. Berangkat dari perdebatan taktik sepakbola yang dibahas kaum borjuis di kedai-kedai kopi di Wina, Austria lebih dahulu membuat Eropa terpesona. Pelatih Hugo Meisl membawa Austria menjadi tim yang disegani pada awal 1930-an. Taktik yang diusungnya adalah formasi 2-3-5, yang mendapat istilah hiperbolik "Danubian Whirl", dan timnya dijuluki Wunderteam. Puncaknya, Austria sukses menggapai final Piala Dunia 1938.

Kemajuan sepakbola Austria saat itu didorong pula oleh sejumlah pemain Hongaria. Kedua negara ini memiliki pertalian sejarah yang erat berkat periode imperium Austro-Hongaria yang menjadi sentral kehidupan Eropa Tengah pada pertengahan abad 19. Begitu luasnya kekuasaan imperium ini hingga mencapai wilayah Slovenia, Republik Ceko, Slowakia, Kroasia, hingga Serbia di masa sekarang. Setelah kekalahan di Perang Dunia Pertama, imperium itu pecah menjadi banyak negara.

Hongaria mendapat giliran masuk panggung sepakbola dunia pada 1950-an. Kelahiran Aranycsapat menjadikan Hongaria tim yang paling disegani berkat taktik ofensif 4-2-4 yang digunakan pelatih Gustav Sebes. Ferenc Puskas menjadi pilar tim yang ditakuti lawan. Inggris ditekuk 6-3 di Stadion Wembley pada 1953 dan setahun kemudian Magic Magyar tampil gemilang di Piala Dunia. Di Swiss kala itu, Hongaria dan Austria berpeluang berjumpa di laga puncak. Tapi, keduanya dikalahkan tim yang kemudian mengambil alih tongkat kejayaan mereka -- Jerman Barat.

Kedua kutub sepakbola dunia lama itu kemudian ditakdirkan bertemu di Nouveau Stade de Bordeaux, sebuah stadion bergaya urban dengan artistektur modern, pada lanjutan Euro 2016, Selasa (14/6) tadi malam. Di tengah nuansa nostalgia itu, Hongaria berhasil menang meyakinkan, 2-0. Kiper veteran mereka, Gabor Kiraly, mencatatkan namanya dalam buku rekor.

Kiraly mengukir rekor sebagai pemain tertua yang pernah tampil di putaran final Euro. Kiper berusia 40 tahun 74 hari itu mengalahkan rekor sebelumnya yang diukir Lothar Matthaus saat tampil di Euro 2000 dalam usia 39 tahun 91 hari. Kiraly melakukannya dengan fashionable -- dengan celana panjang baggie yang menjadi trade mark sejak dirinya memulai karier.

Kiraly lahir dan besar di Szombathelyi, sebuah kota wilayah barat Hongaria yang dekat dengan perbatasan Austria. Dia menyusul jejak sang ayah untuk menjadi pesepakbola. Bedanya, Kiraly senior berposisi sebagai pemain depan.

Kiraly mengawali karier di klub lokal, Halabas. Sekali waktu, dia berpesan kepada petugas perlengkapan untuk disiapkan celana panjang berwarna hitam untuk bertanding. Tapi, yang tersedia justru warna abu-abu. Celana itu malah dianggap membawa keberuntungan karena Kiraly membawa timnya melalui delapan pertandingan tak terkalahkan. Sejak itu, Kiraly tak pernah lepas mengenakan celana panjang abu-abu saat bertugas di lapangan.



Kiraly mulai mendapat reputasi sebagai penjaga gawang yang cekatan. Pindah dari Halabas, Kiraly bertualang ke Bundesliga Jerman dan Liga Primer Inggris. Sejumlah klub diperkuatnya, antara lain Hertha Berlin, Crystal Palace, TSV 1860 Munich, hingga Fulham. Tidak semua klub itu menyediakan celana panjang khusus kiper, kecuali TSV 1860 yang bahkan menjual koleksi celana panjang kiper ala Kiraly di fan shop klub. Kiraly masih beraksi dengan celana panjangnya untuk Halabas sejak kembali ke klub awal kariernya itu tahun lalu. Di kota kelahirannya, Kiraly mendirikan sekolah khusus penjaga gawang yang bekerja sama dengan Bayer Leverkusen.

"Saya seorang penjaga gawang, bukan top model," papar Kiraly tentang kebiasaannya mengenakan celana panjang. Penting bagi Kiraly untuk mengenakan seragam yang nyaman saat bertanding.
"Saya bermain di permukaan tanah atau rumput yang membeku karena musim dingin. Permukaan itu dapat melukai kaki ketika menjatuhkan diri, jadi celana panjang menjadi pilihan yang logis," tambahnya.

Syarat lain, celana yang dikenakan Kiraly satu ukuran lebih besar. Celana longgar mempermudahnya dalam melakukan gerakan akrobatik. Untuk kian menambah faktor kemujuran, Kiraly mengenakan pula kaus bergambar harimau dan kaus basket berwarna hitam bernomor 13 di balik seragam kipernya.

Celana panjang abu-abu itu tetap dipakai Kiraly ketika mengukir rekor tadi malam. Kemujuran muncul pada menit keempat pertandingan. Tendangan keras David Alaba jauh dari jangkauannya, tapi bola membentur tiang. Kemudian, pada menit ke-35, Kiraly dengan sigap melakukan penyelamatan dari tendangan Zlatko Junuzovic. Bola memantul ke tanah, tapi tangan Kiraly menepisnya dari gawang.

Hongaria mulai percaya diri. Apalagi Adam Szalai mampu membuka keunggulan di awal babak kedua. Austria tak pernah lagi benar-benar mengancam gawang Kiraly. Ketika Zoltan Stieber sukses mencetak gol kedua Hongaria pada menit terakhir waktu normal pertandingan, Kiraly berlari sejauh 100 meter untuk merayakannya bersama rekan-rekan setim. Setelah tiga menit tambahan waktu, Kiraly mengakhiri penampilan bersejarah Hongaria dengan clean sheet.


"Saya selalu bilang kepadanya, usia bukan masalah. Saya tak peduli pemain muda maupun tua, yang penting dia bagus. Gabor pemain bagus, dia luar biasa. Dia punya kepercayaan diri yang tinggi dan berkharisma," puji pelatih Bernd Storck sebelum turnamen dan pujian senada diulangi lagi usai kemenangan atas Austria.

Berkharisma? Kata sifat "eksentrik" barangkali lebih tepat. Seorang kiper dengan celana panjang longgar seperti selayaknya seorang paman jenaka dengan jalan pikiran yang sederhana. 

Jauh sebelum pertandingan, Kiraly tak terlalu mempedulikan peluang mencetak rekor sebagai pemain tertua sepanjang sejarah Euro. Kiraly sama tak acuhnya ketika Hongaria tengah berjuang di babak play-off kualifikasi Euro untuk meraih kesempatan pertama tampil di sebuah turnamen besar sejak 1986. Baginya, hanya ada hari ini dan esok.
"Apa bedanya? Saya tetap akan terbangun esok hari dan mengantar anak saya sekolah. Esok hari adalah permulaan yang baru," tukasnya kala itu.

Dengan hadir mengikuti Euro di Prancis, Kiraly mengorbankan salah satu kebiasaannya setiap tahun, yaitu liburan musim panas. Dalam sebuah wawancara, Kiraly mengaku tak pernah menonton Piala Dunia maupun Euro sekali pun!

"Saya sudah letih semusim penuh bertanding sepakbola. Ketika musim panas tiba, tentu saja saya pergi berlibur," jawabnya. Tidak pula di saat senggang, tambah Kiraly. Usai berlatih atau di akhir pekan tanpa pertandingan, Kiraly lebih suka menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Ada lagi sifat eksentrik lain yang bisa membuat pelatih mana pun terkena serangan jantung. Konon, saat berlatih Kiraly gemar memantulkan bola dengan sengaja ke arah mistar gawang sendiri untuk memberi operan ke rekan setimnya.  Untung lah Kiraly tak pernah tergoda melakukannya saat pertandingan.

Di luar semua sifat eksentrik itu, Kiraly masih terus mendapat kepercayaan. Di timnas Hongaria, Kiraly masih mampu mengatasi persaingan dengan deretan kiper yang lebih muda, seperti Adam Bogdan, Peter Gulacsi, dan Denes Dibusz. Situs resmi UEFA menjulukinya "Manusia Piyama", tetapi itu bukan untuk diremehkan.

"Dapat mengoper bola dengan kaki menjadi faktor penting bagi seorang kiper dewasa ini. Tapi, yang lebih penting adalah komunikasi. Saya selalu berkomunikasi dan mengatur para pemain belakang," ujarnya membeberkan kiat dalam berkarier.

Kini, dunia mengenal si Manusia Piyama sebagai pencetak rekor. Secara harfiah, "Kiraly" berarti raja. Pada suatu ketika di masa depan kelak, fans sepakbola akan menceritakan dongeng tentang seorang raja bercelana longgar dari kota perbatasan yang pernah menyita perhatian dunia.


No comments

Powered by Blogger.