Sentuhan Panas dengan Teman Istriku
Cerita Hot - Cerita ini memang nyata adanya dimana aku bermain api dengan teman istriku dan sampai saat ini kisah ini masih aku jalani,istriku mempunayi teman yang bernama Lisna, dia adalah janda secara singkat Lisna orangnya cantik, seksi toketnya lumayan, dia sudah aku anggap seperti adekku sendiri. Dulunya dia sering tidur dirumah sebelum dia mempunyai pacar.
Boleh dikatakan rumah kami sudah diangapnya seperti rumahnya sendiri. Sampai-sampai kalau Lisna nginap dirumahku, kami selalu tidur bertiga dikamar dalam satu kasur.
Isteri ku Sediktipun tak pernah menaruh rasa cemburu terhadap aku dengan Lisna. Sangking percayanya, jika pagi isteriku keluar rumah mencari sarapan, aku dan Lisna yang dalam keadaan tidur sering di tinggalkan berduaan saja.
Terus terang, dari kecantikan dan penampilan Lisna yang seksi, ditambah lagi karena aku sering melihat Lisna yang tertidur diatas kasurku hanya menggunakan celana pendek dan kaos t-shirt tipis yang tersingkap, bahkan aku sering mendapat kesempatan melihat sealakangan nya yang terbuka dari celah celana pendeknya yang tersingkap saat Lisna sedang tidur, trus di tambah lagi dengan sikap lisna yang juga sering seakan memancingku.
Tentunya sebagai lelaki normal nafsu kelelakian ku jadi tidak terkontrol hingga memuncak. Demi dapat memuaskan hasrat setan ku yang pingin sekali merasakan bagaimana rasanya ML dengan Lisna. Waktu itu persisnya malam Senin, bulan agustus tahun 2010, tgl nya aku lupa.
Tepat sekitar pukul 22.15 Wib, terdengar pintu rumah kami seperti ada yang mengetok. Saat pintu kubuka dan kulihat ternyata yang datang Lisna bersama Edi pacar barunya. Ketika mereka ku suruh masuk, Lisna pun langsung menyakan isteriku.
“ Mana Bety bang” ujarnya menanyakan isteriku “tuh dibelakang lagi goreng kerupuk” jawabku.
Melihat Lisna yang langsung saja berlalu meninggalkan Edi pacar nya,aku pun mempersilahkan Edi untuk duduk di kursi yang berada di ruangan tengah di mana aku sedang menonton tv.
Hingga akhirnya terlibat perbincangan ku dangan Edi. Tak terasa hampir satu jam kami berbincang, kulihat sambil berkata Edi seperti sedang melihat jam yang ada di tangan kirinya “Wahh ternyata udah larut malam” ketus Edi.
“ Emangnya udah jam berpa Di?” tanyaku balik. Ternyata tak terasa jam sudah menunjukan hampir pulkul 12.00 malam. Setelah tau udah tengah malam, Edi pun bergegas bangun dari tempat duduknya.
“Nanti ajalah pulangnya Di” kataku, “ G Lisnak bang, ini udah malam saya harus pamit” ujar Edi sembari langsung melangkah mau keluar.
“ Na… ni Edi mau pulang” kataku membritahu Lisna, “ Iya bang… ini aku kedepan” ujar Lisna cepat-cepat sambil berlari kecil dari arah dapur keluar. Karena ku pikri Lisna juga pulang bersama Edi, akhirnya akupun keluar untuk mengunci pintu rumah.
Namun baru saja aku melangkah hendak kedepan, aku kaget. diruangan tengah dikursi tamu rumah ku, aku melihat sebuah pertunjukan adegan panas antara Lisna dengan pacarnya sedang berciuman. Takut ketahuan aku pun langsung balik kanan, hingga tak lama kemudian setelah tedengar bunyi sepeda motor Edi pergi, akupun kembali keluar untuk mengunci pintu. Namun apa yang kulihat ternyata Lisna tidak ikut.
“Tak ikut Adi Na ?” tanyaku pada Lisna.
“ Tidak bang, malam ini aku nginap disini aja, kan udah lama juga aku tak nginap disini” ujar Lisna.
“Ya udah, udah di kunci pintunya” tanyaku pada Lisna. “Udah bang” ujarnya menjawab.
Sudah tak merasa canggung lagi, kulihat Lisna pun langsung masuk kekamar
tidur ku dan akupun melangkah kedapur untuk mencari isteriku namun kulihat isteriku tidak ada lagi didapur.
tidur ku dan akupun melangkah kedapur untuk mencari isteriku namun kulihat isteriku tidak ada lagi didapur.
Karena pLisnasaran akhirnya akupun melangkah menuju kamar. dari pintu kamar yang sedikit terbuka kulihat ternyata isteriku sudah terbaring dan tertidur pulas di kasur.
“Aneh…..tadi kulihat Lisna masuk kekamar ini tapi kok gak ada ya” gumam ku dalam hati sambil membuka pintu serdikit lebih lebar.
Tapi apa yang ku dapati…… Aku melihat saat itu Lisna dalam keadaan setengah Bugil sedang mengganti pakaian nya. “ Woww…. “ Kataku dalam hati. Aku terpana melihat keseksian tubuhnya, jantung ku pun berdegub kencang, tak sekedip pun kusia-siakan pandangan ku untuk melihat tubuh Lisna saat itu.
Takut diketahui Lisna, saat ku lihat Lisna siap berganti pakaian dan sepertinya mau melangkah keluar, aku pun bergegas kembali keruangan tengah langsung aku duduk dilantai sambil pura-pura sedang menonton tv Untungnya cepat, karena tak lama setelah itu kulihat Lisna keluar dari kamar, “kalau tidak bisa malu aku jika dia tau perbuatan ku tadi” uajar ku dalam hati.
Entah apa yang sedang di buat Lisna di dapur, saat itu yang terdengar hanya bunyi sendok beradu dengan gelas” Tak lama Lisna muncul, “Abang mau minum teh ya?” Tanya Lisna pada ku.
“Terserah Lisna ajalah” jawabku.
“Ya udah, klu gitu abang minum teh aja ya?” tanyanya lagi sambil mLisnaruh teh yang di buatnya di atas meja buatku, “Maksih ya” jawabku sambil memperhatikan belahan dada Lisna yang membungkal tepat tak jauh di depan ku saat dia menghidangkan teh itu.
Sesekali kulirik betis Lisna yang mulus sambil ku telan ludahku, karena terpesona melihat betis Lisna yang mulus bersih yang hanya mengLisnakan celana pendek.
Itulah sikap Lisna, dia selalu saja seperti sengaja menggodaku dengan cara nya yang selalu bolak balik di hadapanku yang menurut ku itu hanyalah akal-akalan nya mencari perhatianku.
Meskipun demikian, di depan Lisna aku selalu menjaga sikapku yg seakan tak pengaruh dgn tingkahnya itu, padahal kalau pas lagi suasananya seperti itu, jantung ku selalu berdegub tak keruan. Seperti biasanya malam itu tidak ada apapun yang terjadi.
Setelah hampir setelah satu jam Lisna masuk ke kamar, matakupun terasa mengantuk, dan aku pun memilih untuk masuk juga kekamar untuk tidur. Saat aku masuk kamar, sebelum baring di sebelah isteriku aku kembali dapat tontonan vulgar.
Ku tatap Lisna yang sudah tertidur dengan posisi membelakangi isteriku. Saking pendek celana nya, pantat nya yang montok dan mulus itu dapat kulihat dengan jelas sekali. Terbayangkan dibLisnak ku saat itu, aku menyetubuhi Lisna ala Doggie. “Pasti nikmat sekali” gerutu ku.
Sambil aku terbaring tepat di sebelah isteriku, kupejamkan mataku. Sambil ku berkhayal akhirnya akupun teridur. Rasanya baru aja tidur tau-tau aku dibangunkan, namun saat aku sadar dan membuka mataku, kulihat ternyata waktu itu jam sedang telah menunjukan pukul 05.00 Wib pagi.
Melihat mata ku terbuka, isteriku pun berkata, Bang… “Aku pergi kerumah ibu dulu ya?”Aku mau nemani ibu masak untuk kenduri nanti senja” ujar isteriku.
Aku yg masih mengantuk langsung menjawab “ya udah, pergilah” ujarku. “Nanti sampaikan juga sama Lisna ya bang” ujar isteriku menitip pesan padaku.
Ya…ya…” jawabku. Tak lama setelah kudengar suara pintu di tutup yang aku tau isteriku sudah pergi. Namun setelah ku toleh kesamping ternyata aku baru sadar bahwa ada Lisna di sampingku. Otak ku yang memang sudah kotor, membuat mata ku jadi segar dan memilih untuk bangun dan bergegas kekamar mandi untuk mengggosok gigiku.
Saat aku kembali kekamar dan hendak berbaring lagi, kulihat Lisna pun terjaga dan bangun dari tempat tidur. Serupa dengan apa yang ku lakukan, Lisna pun langsung menuju kamar mandi dan tak lama setelah itu dia kembali lagi kekamar.
Seperti tak ada kejadian, Tanpa banyak bertanya Lisna pun kembali berbaring dikasur tepat disebelahku. “Ini kesempatan baik, aku harus dapat mengolah Lisna” tutur ku dalam Hati.
Entah Lisna sudah kembali tertidur atau tidak, dengan posisinya yang membelakangiku, akupun langsung memulai aksiku, pertama kukumpulkan keberanian untuk mulai dengan dengan tangan gemetar aku berpura-pura bahwa aku sedang teridur tanpa sengaja memeluk Lisna dari belakang.
Awalnya aku gugup sekali, tapi kapan lagi ada kesempatan seperti ini, pikirku. Dengan perasaan yang sangat gugup aku mencoba memberanikan diri untuk pura-pura tak sadar telah memeluknya.
Saat tangan ku sudah mulai medarat di pinggang nya (Posisi memeluknya dari belakang), aku sama sekali tak merasakan berontakan dari nya. aku tak peduli dia tertidur atau pura2, kali ini aku bukan hanya meletakan tangan ku di tubuhnya saja, tapi tangan ku sudah mulai mencari dan mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, tepat dibagian buah dadanya.
Karena Lisna masih diam juga, akhirnya aku mencoba untuk lebih berani dengan memasukan tangan ku kedalam baju nya untuk mencari dan meremas susunya yg sdh lama aku idamkan. Hanya dalam waktu singkat aku berhasil membuka penyangkut Bra nya hingga Branya dapat kutanggalkan.
Sempat curiga di badan Lisna , bahwa sebenarnya Lisna hanya pura-pura tidur. saya penasaran… Karena saat ku mainkan pentil susunya, meski samar2, ku dengar desahan ema keluar dari birbinya. Nafsuku yang semakin mebeludak membuatku semakin berani dan tak terkendali, hingga Saat tubuhnya nya berbalik menghadapku yg ada di benak ku saat itu “aku ingin sekali melumat bibirnya”.
Sejenak aku tatap wajahnya dari dekat, dan aku akui ternyata Lisna memang cantik. Tanpa berpikir panjang dan ragu-ragu lagi aku mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..aku kaget..kemudian aku lepas ciuman ku… Lisna tampak tertidur lagi.
trus aku cium lagi bibirnya sambil tangan aku membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… Aku jadi pLisnasaran., ia betul2 tidur atau tidak..Aku takut juga.. dengan jantung yang berdegub semakin kencang lantaran gugup, dengan nekatnya akupun langsung melumat bibir Lisna.
Kukecup bibir Lisna perlahan… “Oh… “ kutarik napasku dan sejenak kurasakan aroma napas Lisna “sdh lama aku mLisnantikan kesempatan seperti ini” tukas klu dalam hati. Saat ku coba menjilati bibir nya, teryata barulah aku tau bahwa ternyata Lisna hanya pura-pura tidur.
Entah mungkin sdh terangsang dengan rangsangan ku, aku kaget setengah mati ternyata bibirku pun dilumat nya. “Abang nakal….” Bisiknya sambil mendesah ditelingaku. “My God…….semoga saja ini bukan mimpi” Ragu bercampur rasa tidak percaya dalam hati, akupun mulai memasukan lidah ku kemulutnya.
Dalam keadaan yang masih gugup bercampur nafsu dan rasa tidak percaya, sambil terus kulumat bibrinya, akupun mulai menikmati kedua payudara Lisna dengan kedua tanganku.
Perlahan tetapi pasti kujelajahi kedua bukit kembar yang untuk pertama kalinya kudapati tanpa sebuah perjuangan yang berarti. Semakin lama aku permainkan dengan sekali dua kali kucubit putingnya yang menonjol mLisnantang, mengalunlah suara yang terengah-engah,
“Oohh.. Bannng.. ohhkh.. aku juga sudah lama penegen gini sama abang..” dan suara itu, ya.. suara itu membangkitkan kemaluanku dengan cepat tegak berdiri dan sialan! Lisna menyadari itu… Diam-diam kurasakan tangan Lisna ternyata sudah berada di balik celana jeans ku meremas-remas jakar ku. Sungguh aku terbuai oleh sentuhan tangan Lisna yang memain-mainkan kontolku.
Sesekali tangannya juga meremas buah jakarku, pelan tapi pasti. Entah setan apa yang telah merasuk, tanpa permisi tiba-tiba Lisna melorotkan celana Jeans-ku hingga CD-ku sampai aku bLisnar-bLisnar bugil
“Wow.. Bang, punya abang sudah minta segera diberi sentuhan nih.. woowww.. burung abang bengkok.. bisa masuk nggak ya? Ohhkh….” Jujur saja sebenarnya burungku tidaklah istimewa, batangnya bengkok dan diameternya lumayan. Aku sempat ragu juga apa bisa memuaskan Lisna, maklum ini pengalaman pertamaku dgn nya.
Sambil terus kami berciuman, perlahan tanganku juga mencoba melorotkan celana pendek yang masih dikLisnakan Lisna.
Buset! Ternyata Lisna sudah tidak pakai CD sehingga hanya dalam hitungan detik dan sebelah tangan saja aku sudah dapat membuat nya bugil. Tanpa ragu-ragu akupun langsung mengubah posisi dengan membalikan tubuh Lisna hingga posisi ku sekarang berada diatas tubuhnya.
Sebelum mulai kuserang bagian bawahnya, aku kembali melumat bibir Lisna dengan penuh mesranya. Ternyata apa yang kuperbuat tak dpt ditahan oleh Lisna, Lisna tiba-tiba saja bangun. Dengan posisi setengah berjongkok Lisna berdiri sambil mLisnarik tanganku, memberi tanda agar aku juga melakukan posisi yang sama dengan nya.
Dalam keadaan sama-sama setengah jongkok saling berhadapan kami kembali saling berciuman semakin liar dan saling kami memainkan kemaluan satu sama lain. Puas dengan gaya itu, Aku turun dari ranjang dan meminta ema juga turun.
Saat kami telah sama-sama sudah saling berdiri dan berhadapan tanpa di instruksi Lisna langsung mengambil posisi jongkok sambil mengarahkan kontol ku yang dari tadi digenggamnya kearah mulutnya. Perlahan tapi pasti, Lisna mulai mengulum dan memain-mainkan kontolku dengan lidahnya Lisna, hisap sayang…” bisikku pelan.
Sudah lama aku ingin sekali merasakan sentuhan bibir Lisna yang sangat seksi itu menelan kontolku kedalam mulutnya. Sesekali aku tersentak mLisnarik pantat ku kebelakang saat merasakan ngilu ketika Lisna menjilati lubang kontolku.
“Lisnak ma……OooooKkhhhh……Terus…!!” Tak tahaan dengan permainan Lisna, aku pun mLisnarik tangan nya meminta nya berdiri dan menyudahi hisapan kontolku dimulutnya. Tepat di tepi ranjang aku baringkan Lisna di kasur dengan posisi tengkurap dan sedikit ku ganjal bagian perut nya dengan bantal, dan dengan posisi kakinya melipat diatas ranjang, hingga terlihat lah menyembul vagina Lisna yang terlihat baru habis dicukur bak sebuah apam yang mLisnantang di bawah anusnya.
Perlahan ku dekatkan wajahku diantara belahan pantat Lisna, tercium di hidung ku aroma vagina nya yang semakin memacu adrLisnalinku untuk menikmati vagina Lisna. Saat wajahku semakin mendekat di belahan pantatnya, pertama aku mulai menjilati anusnnya, dengan lahap ku jilat lubang anusnya hingga bibir vagina nya yg tampak kecoklatan itu,
“Bannnng………….. Lisnak bang…” Owhhhh…..” desahEn semakin membuat nafsuku terbakar mendengar erangan kenikmatan yang dirasakannya. Saat ku coba menusukan lidahku keliang vaginanya, Lisna sesaat tersentak mengankat pantatnya, seakan ingin menelan seluruh lidahku agar masuk lebih dalam lagi kaedalam liang vaginanya yang sudah basah membecek “
Udah bang……sekarang masukin bang….” Pinta Lisna merangsang. Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Aku yang juga sudah tak tahan lagi, dan segera berdiri sambil menuntun kontol ku ke bibir vagina nya, sebelumnya kutusukkan kontol ku ke bibir vaginanya ku oles-oleskan dulu kepala kontolku di bibir lubang vaginanya yang basah itu.
Lisna yg memang nafsunya sudah memuncak, dengan sigap tangan nya merampas kontol untuk menuntun ke vaginanya.
“Masukkan bang…. Tekan sekarang bang” sambil dia meletak kan kepala kontolku tepat di bibir kelentitnya yang kecoklatan itu sambil ia mengangkat pantatnya sedikit lebih tinggi hingga agak menungging karena tak sabar lagi.
Dengan perlahan kutekan kontol ku di bibir vaginanya, jelas sekali terlihat kepala jakar ku saat itu menyeruak masuk dibelahan bibir vagnina Lisna yang sudah sangat basah, Tanpa waktu yang lama kontolku berhasil kutanamkan seluruhnya kedalam lubang vagina Lisna
“Ooooohhhh…. Baaang…. Tekan lagi bang,,,,“ pinta Lisna mulai meracau. “sejenak kuterdiam merasakan kontolku hangat di dalam pepeknya.
Dengan perlahan aku pun mulai menggenjot pepek Lisna yang basah. Kunaikan sebelah kaki kiriku katas ranjang sambil kedua tangan ku berpegang pada pinggul Lisna yang posisinya sedikit menungging,
sambil aku mulai mLisnarik dan kembali memasukan kontol ku pelan hingga pada tempo yang sedikit kencang. Ploook!….Pleek!…… “Bang…Lisnak bang….. erang Lisna merasakan kenikmatan sambil dia menggoyangkan pantantnya seperti lagi ngebor. “Ooooowh… Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu.
“Pepek Lisna ternyata masih sempit….mgkn karena lama tak dijejal dengan kontol” Gerutuku sambil mLisnarik keluar kontolku dari lubang vaginanya.
“Kenapa di cabut bang? Tanya Lisna padaku.
“ Lisna berdirilah” Ujarkan menjawab, sambil ku tarik tangan nya. Dalam posisi berdiri dan saling berhadapan, tanpa aba-aba kami pun kembali berciuman dan saling melumat bibir satu sama lain.
Dengan penuh nafsunya aku julurkan lidahku kedalam mulutnya, sambil kedua tanganku meremas-remas pantat Lisna, dia pun sayik mengocok kontolku dengan tangannya.
“Bang….. masukin lagi ya” pinta Lisna dengan penuh manja sambil menggenggam kontolku mengarahkan ke bibir vaginanya yang semakin basah.
“iya” bisikku pelan ditelinganya. Tanpa buang waktu lagi, sambil kuangkat sebelah kakinya keatas kasur aku kutekan pantatku kembali hingga seluruh kontolku pun masuk kedalam liang vaginanya yang sudah banjir. Hangat sekali rasanya kontolku didalam lubang vaginanya.
Hampir 20 menit kami main dalam posisi berdiri sambil saling terus berciuman. Seperi diringi irama, aku terus menggenjot mengeluar masukan kontolku kedalam liang vagina Lisna, Lisna pun terus merintih ke Lisnakan sambil terus menggoyangkan pantatnya seperti inul yang lagi ngebor.
Sesekali juga kujilati leher ema hingga sisi telinganya, kurasakan di mulutku terasa agak asin oleh keringat Lisna.
“Capek bang…….. kita ganti posisi yok” Pintanya manja. “Boleh…” jawabku sambil mLisnarik kontolku keluar dari vaginanya.
“ Sebentar ya….” Kata ku sambil meraih handuk yang tergantung di dinding pintu sambil melihat tubuhku dan tubuh Lisna serta rambutnya yang basah oleh keringat seperti baru habis mandi.
Dengan mesra saat ku usap handuk di rambut dan ku lap seluruh tubuhnya yang basah oleh keringat, Lisna pun terus saja memain-mainkan kontolku. “ sini aku lap kan juga tubuh abang” ujar Lisna mLisnarik handuk yang ada ditanganku.
Sambil matanya sesekali menatap wajahku, lisna pun ganti mengelapkan tubuh ku dengan handuk yang tadi kugunakan untuk mengeringkan keringat di tubuhnya. Sambil melemparkan handuk yang ada di tangannya, tanpa aba-aba Lisna langsung naik keatas ranjang sambil tangan nya mLisnarik tanganku seraya memintaku mengikuti nya.
Entah apa maksudnya, kulihat ema maraih dua buah bantal lalu meletakkan bantal tersebut berlapis dua tepat di sisi ranjang yang menempel dinding. “Gaya apa ni ya?” gerutuku bertanya dalam hati. Belum habis pertanyaanku tadi, kulihat Lisna langsung duduk di atas bantal tadi sambil membentangkan kedua kakinya mengahadapku.
“Ooohh… dia mau main posisi duduk” jawabku sendiri dalam hati sambil ku terpegun seakan masih tidak percaya dengan apa yang kualami, kulihat vagina Lisna yang berwarna kecoklatan tanpa bulu itu tanpak jelas seakan menunggu kehadiran kontolku.
“ Sini lah bang….” Pinta Lisna. “ Eh, iiya” jawabku terbata-bata.
Dengan poisi yang di inginkan Lisna terpaksa aku pun mendekati nya dengan setengah jongkok, berdiri hanya dengan lutut dengan kaki ku melipat aku pun mendekati tubuh Lisna.
Baru saja aku mendekat, dengan ganasnya ema langsung mLisnarik leherku dan langsung mencium dan melumati bibirku. “Ooh… kami kembali terbuai” Sambil saling berciuman, aku memain-mainkan bibir vaginanya, Lisna pun asyik mengocok-ngocok kontolku.
Puas berciuman, kulihat Lisna mLisnatap ku. “ KLisnapa Yang…?” Tanyaku padanya. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menjawab pertanyaanku, tanpa kata-kata kulihat wajahnya tersenyum sambil tangannya mLisnarik kontolku yang kini sudah berada dibibir vaginanya.
“Oh…” jawabku dalam hati yang mengerti apa yang dimaukan Lisna. Dengan perlahan aku mulai kembali menusukan kontolku ke dalam vagina Lisna, perlahan tapi pasti akhirnya seluruh batang penisku kembali menyeruak masuk tertanam seluruhnya di liang vaginanya.
Sambil kembali ku goyang maju mundur pantatku agar penisku keluar masuk mLisnancap pepek Lisna, pantat emapun terus bergoyang mengimbangi goyangan ku. Dalam posisi berduduk, aku merasakan kontolku hangat menyentuh diding vagina Lisna.
Sambil saling memeluk kami terus saling berciuman dengan penuh lembutnya dan terus salinng bergoyang, “Baaaaang…..!!!” tiba-tiba kurasakan tangan Lisna saat itu erat mencengkram bahu ku seraya semakin mempercepat goyangan ngebornya mempelintir kontolku yang keluar masuk mLisnancap liang vaginanya.
“Akuuu…. Maauuu, Ooohhhhh………!!!” teriak Lisna yang ternyata sudah mencapai klimaks. “Abang sedikit lagi ni….!!” Jawabku sambil juga mempercepat goyangan pantatku maju mundur, kurasakan kontol ku hangat terendam oleh air kepuasan yang keluar dari rahim nya “ooooohhhhhh….!!”
Teriak ku membalas rintihan Lisna dengan memeluknya semakin erat menancapkan kontolku dan menekan nya kuat. Croooot..crooot..!! air maniku pun tumpah membanjiri vagina ema. “Abang….. Tekan lebih kuat lagi!! Pinta Lisna sambil memeluku dan menekan pantat ku seakan hendak menelan kontol ku dengan vaginanya.
Cukup lama kami terdiam dalam posisi saling berpelukan merasakan nikmatnya detik-detik akhir dari permainan kami. Sebelum melepaskan kontolku dari vaginanya, masih dalam posisi berpelukan kami kembali Saling berciuman, perlahan dengan mesranya, hingga saat aku hendak mencabut kemaluanku dari vaginanya, ku kecup kening Lisna lalu kubisikan ditelinganya “Kita istirahat yok” ajak ku sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Seakan tak mau terpisahkan, dalam kedaan terbaring ema langsung bangkit dan langsung merebahkan tubuhnya tepat diatas tubuhku “ini hanya rahasia kita berdua ya bang” ucap Lisna sambil kurasakan tangan Lisna yang mengusap-usap kemaluanku yang sudah lemas terkulai.
“Iya, ini Cuma rahasia kita” jawabku sambil membelai rambutnya dengan penuh mesra, yang seakan kami saat itu adalah sepasang kekasih yang saling menyinta.
“Eh.. jangan tidur dulu” ucapku sadar bahwa hari pun sudah siang.
“iya ya bang…. Aku mandi dulu ya” Jawab Lisna seakan mengerti apa maksudku yang takut kalau tiba-tiba nanti isteriku datang. Usai Mandi, seperti layaknya sepasang suami isteri, tak seperti biasanya kali ini tanpa malu-malu kulihat Lisna santai saja berbugil ria didepanku melepaskan handuknya ketika hendak berpakaian.
Selesai mengLisnakan pakaian nya, Lisna langsung mendekati dan langsung mencium keningku. Karena memang posisiku masih dalam keadaan telanjang, dangan santai pula tangan Lisna
pun membelai-belai kemaluanku yang terkulai lemas.
pun membelai-belai kemaluanku yang terkulai lemas.
“Woowww… dia bangun lagi!!” Teriak Lisna mengejutkan ku sambil kulihat wajahnya mendekati kontolku yang kembali keras menegang.
“Sayang… sudah dulu ya… “ujarnya manja. “Tanggung jawab dong” ucapku selamba mennyinggungnya.
“Aku pulang dulu, ntar klu memang si dia tidak pulang abang telpn aja aku” ujarnya . “Dedek sabar ya” cumbunya seakan mengajak kontolku yang ada ditangan nya berbicara. “Ya udah” jawabku seakan kesal.
“Daaaaghhhh…” tukas nya sambil melambai “Mmmuachh….” Seraya Lisna ber Kiss Bye kearahku sambil tersenyum berjalan keluar dari kamar berlalu meninggalkan ku. Setelah itu aku pun teridur pulas. Nah… sejak hari itu, setiap ada kesempatan kami selalu melakukan hubungan sex.
Terkadang kalu dia lagi sendiri dirumahnya, dia menelponku dan kami pun melakukan hubungan sex. Dirumahnya. Sekian lama hubungan kami, aku dengan isteriku, Lisna dengan pacarnya baik-baik saja. Bahkan, hingga kini hubungan intim kami masih terjaga kerahasiaan nya alias tidak ada siapapun yang tau.
No comments