Uji Coba Penghapusan 3 in 1 Hari Pertama, Masih Ada Joki di Jaksel
Jakarta - Uji coba penghapusan 3 in 1 di Jakarta telah diberlakukan mulai Selas (5/4) kemarin. Di uji coba hari pertama itu, Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan masih melihat joki, namun kabur saat dihampiri petugas.
"Hari pertama uji coba tidak ada joki yang tertangkap. Cuma ada 3 hingga 4 orang yang terlihat, namun langsung kabur begitu melihat petugas," ujar Kasudin Sosial Jakarta Selatan, Mursyidin saat dihubungi detikcom, Rabu (6/4/2016).
Mursyidin mengatakan, para joki tersebut mungkin tidak mengetahui ada uji coba penghapusan 3 in 1 yang dilakukan untuk menghapus praktik eksploitasi anak-anak di Jakarta. Meski jumlah joki di kawasan Jaksel itu tak terlalu banyak.
"Karena joki itu biasanya mangkal di suatu tempat, sehingga tak terlalu terlihat. Cuma kita melihat apabila ada petugas lewat mereka minggir. Dan volume joki di Jaksel tidak banyak, hanya beberapa orang yang terlihat di jalan," jelasnya.
Penertiban yang dilakukan oleh Dinsos Jaksel tak hanya berlaku saat uji coba saja, namun setiap hari termasuk pada hari kedua ini. Karena itu petugas Dinsos Jaksel tak akan menambah personel untuk pengamanan.
"Kita kerja seperti biasa, dalam uji coba maupun tidak uji coba intensitas di lapangan sama saja," kata Mursyidin.
Mursyidin mengatakan akan memberikan sanksi kepada para siswa yang kedapatan berprofesi sebagai joki. Merujuk pada Pergub, apabila ketahuan maka Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang mereka miliki akan dicabut izin penggunaannya.
"Joki ini kebanyakan bukan hanya PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), tapi juga anak sekolah. Apabila kedapatan ada siswa yang menjadi joki maka Wali Kota Jaksel akan mencabut KJS dan KJP yang mereka miliki. Hal ini akan kita berlakukan, itu pergubnya sudah ada," ujarnya.
"Hari pertama uji coba tidak ada joki yang tertangkap. Cuma ada 3 hingga 4 orang yang terlihat, namun langsung kabur begitu melihat petugas," ujar Kasudin Sosial Jakarta Selatan, Mursyidin saat dihubungi detikcom, Rabu (6/4/2016).
Mursyidin mengatakan, para joki tersebut mungkin tidak mengetahui ada uji coba penghapusan 3 in 1 yang dilakukan untuk menghapus praktik eksploitasi anak-anak di Jakarta. Meski jumlah joki di kawasan Jaksel itu tak terlalu banyak.
"Karena joki itu biasanya mangkal di suatu tempat, sehingga tak terlalu terlihat. Cuma kita melihat apabila ada petugas lewat mereka minggir. Dan volume joki di Jaksel tidak banyak, hanya beberapa orang yang terlihat di jalan," jelasnya.
Penertiban yang dilakukan oleh Dinsos Jaksel tak hanya berlaku saat uji coba saja, namun setiap hari termasuk pada hari kedua ini. Karena itu petugas Dinsos Jaksel tak akan menambah personel untuk pengamanan.
"Kita kerja seperti biasa, dalam uji coba maupun tidak uji coba intensitas di lapangan sama saja," kata Mursyidin.
Mursyidin mengatakan akan memberikan sanksi kepada para siswa yang kedapatan berprofesi sebagai joki. Merujuk pada Pergub, apabila ketahuan maka Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang mereka miliki akan dicabut izin penggunaannya.
"Joki ini kebanyakan bukan hanya PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), tapi juga anak sekolah. Apabila kedapatan ada siswa yang menjadi joki maka Wali Kota Jaksel akan mencabut KJS dan KJP yang mereka miliki. Hal ini akan kita berlakukan, itu pergubnya sudah ada," ujarnya.
No comments