Sidebar Ads

betting togel online
recent

Titulo

Jejak Kaki dan Sidik Jari yang Mengungkap Pembunuhan Sadis Eno

Jejak Kaki dan Sidik Jari yang Mengungkap Pembunuhan Sadis Eno


Jakarta - Tim gabungan mengungkap kasus pembunuhan sadis Eno Fariah (18), karyawati pabrik yang dieksekusi di mess Jatimulya, Dadap, Kosambi, Tangerang. Hanya dalam tempo 1x24 jam, polisi berhasil menangkap pelaku yang berjumlah 3 orang.

Bagaimana polisi mengungkap kasus pembunuhan tersebut dalam waktu sesingkat itu?

"Ini berkat kerja keras, ketelitian dan kejelian tim gabungan di lapangan. Kita lakukan olah TKP berulang-ulang, periksa saksi yang sampai saat ini sudah ada 22 orang saksi yang kami ambil keterangannya," jelas Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Krishna mengungkap, dari hasil olah TKP, keterangan saksi-saksi, alat bukti dan fakta-fakta di lapangan itulah, sehingga akhirnya polisi berhasil menangkap ketiga tersangka.

"Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi, akhirnya tim gabungan dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Tangerang Kota dan Polsek Teluknaga kemudian dibantu juga oleh Bareskrim Polri, sehingga para pelaku dapat kami tangkap pada Sabtu (14/5)," tambahnya.

Eno dibunuh ketiga tersangka pada Jumat (13/5) dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, setelah sebelumnya pada Kamis (12/5) korban sempat bertemu dengan salah satu tersangka berinisial RAL (15).

Sementara itu, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen mengungkap, ada sejumlah bukti-bukti yang menjadi petunjuk polisi dalam mengungkap kasus tersebut.

"Salah satunya dari jejak kaki bekas menginjak darah di TKP. Jejak kaki tersebut ada di mana-mana karena korban banyak mengeluarkan darah ketika dibunuh dengan menggunakan gagang cangkul," jelas Handik.

Para pelaku juga meninggalkan sidik jari di mana-mana, di antaranya pada gagang cangkul yang digunakan untuk membunuh dan pada garpu. Meski garpu yang dibawa tersangka Imam sudah dicuci, namun tetap meninggalkan noda darah.

"Memang hasil labfor untuk sidik jari dan jejak kaki belum keluar hasilnya. Tetapi sudah dipastikan bahwa darah tersebut adalah darah manusia, bukan darah binatang," cetusnya.

Dari beberapa jejak kaki yang ada di TKP, ada salah satu jejak yang sangat khas yang dimiliki oleh tersangka Imam. "Tersangka Imam ini jempol kakinya, salah satunya-saya lupa kiri apa kanan-itu masuk ke dalam dan itu cocok dengan temuan jejak kaki di TKP," lanjut Handik.

Dia mengatakan, dari tersangka Arif, polisi menemukan bekas darah pada sweater yang dia gunakan pada malam kejadian itu. Cipratan darah dari korban mengenai sweater.

"Tersangka Arif dan Imam ini sempat mengelap tangannya menggunakan pakaian korban," ujar Handik.

Sedangkan jejak pada tersangka RAL diketahui dari handphone korban yang sempat dikuasai oleh dirinya. "Tersangka RAL ini sempat mengambil handphone korban yang kemudian dia jual," tutur Handik.

Dari fakta-fakta tersebut, tim gabungan dari Subdit Resmob, Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya serta Polres Tangerang dan Polsek Teluknaga kemudian melakukan penyelidikan, sehingga diperoleh informasi profil para tersangka.

Pada Sabtu (14/5) pukul 02.00 WIB, polisi menangkap Arif dan menggeledahnya di messnya yang juga satu lokasi dengan mess korban. Selanjutnya penyidik melakukan pengembangan terhadap tersangka lainnya yakni RAL yang ditangkap pada Sabtu (14/5) pukul 23.25 WIB.

Terakhir, polisi menangkap tersangka Imam Harpiadi di rumah saudaranya di kawasan Tangerang, pada Minggu (15/5) pukul 02.00 WIB. Dari para tersangka polisi menyita barang bukti baju-baju yang digunakan saat melakukan pembunuhan, garpu, handphone korban dan lainnya.

No comments

Powered by Blogger.